Senin, 08 Juni 2015

Siti dan Hujan

Mendung menghitam berlari dikejar angin di atas sana. Menguasai cerahnya langit pagi tadi. Entah karena patuh pada tuan-Nya lantas bumi diselimuti butiran air. Semua mahkluk berdoa pada-Nya.
Namun dibawah sana seorang gadis kecil berlari menyusuri jalan masuk ke lorong-lorong tanpa alas kaki. Tak ia hiraukan dinginnya air hujan yang menyelimuti baju dan seluruh tubuhnya. Tangannya mendekap erat koran-koran yang tadi sore ia ambil dari tengkulak. 
Kaki kecil lincah itu berbelok melesat pada sebuah rumah berdinding bambu. lantai tanah semakin basah bekas injakan Siti. 
Ia langung meletakan koran-koran itu di mbale. "rupanya baru 3 yang terjual, sepertinya hari ini bumi pertiwi tak memihakku". Dekapan dan jurus lari melesat rupanya tak menyelamatkan hidupnya esok hari. Koran tetap basah. Tak ada yang bisa ditukar uang untuk besok.
Sesaat tenggorokannya menelan ludah.