Minggu, 29 November 2015

TAK BERDAYA

Aku hanyalah isi kapas yang mudah terombang-ambing. Selalu menutup mata jika bertemu dengan persimpangan. Tak berdaya melawan hembusan angin sejengkalpun. Aku sangat lemah.
Kegelisahan mencuat tatkala penuh dipikiranku.
Sesungguhnya apalah arti hidupku ini? Seberapa manfaat bagi sesama?
Kapankah ahklak ini membanggakan orang tuaku?
Seberapa bersyukurkah jiwa ini atas karuniaMu?

Senin, 23 November 2015

Dipertanyakan?



Selalu kubuka mataku setiap paginya. Ketika cakrawala mulai membuka dirinya untuk lensa sempurna dari Sang Maha Pencipta. Bebas memandang dan bergeliat ke semua penjuru arah. Segerombolan awan putih yang tak jelas bentuknya kian mendekat. Mulai membuat onar. Berubah-ubah. Selalu menjelma tanpa sempat aku bisa menilainya. Menari meliuk-liuk bak penari ular kesurupan dari India. Namun, seketika hilang lagi. Lalu di belakangnya muncul lagi. Bentuk yang berbeda. Lagi-lagi aku belum sempat menilainya, berhamburanlah mereka lari pontang panting bak pantatnya disembur api neraka. Lalu hilang, melebur. Dan datang lagi. Lalu hilang lagi...