Minggu, 29 November 2015

TAK BERDAYA

Aku hanyalah isi kapas yang mudah terombang-ambing. Selalu menutup mata jika bertemu dengan persimpangan. Tak berdaya melawan hembusan angin sejengkalpun. Aku sangat lemah.
Kegelisahan mencuat tatkala penuh dipikiranku.
Sesungguhnya apalah arti hidupku ini? Seberapa manfaat bagi sesama?
Kapankah ahklak ini membanggakan orang tuaku?
Seberapa bersyukurkah jiwa ini atas karuniaMu?

Senin, 23 November 2015

Dipertanyakan?



Selalu kubuka mataku setiap paginya. Ketika cakrawala mulai membuka dirinya untuk lensa sempurna dari Sang Maha Pencipta. Bebas memandang dan bergeliat ke semua penjuru arah. Segerombolan awan putih yang tak jelas bentuknya kian mendekat. Mulai membuat onar. Berubah-ubah. Selalu menjelma tanpa sempat aku bisa menilainya. Menari meliuk-liuk bak penari ular kesurupan dari India. Namun, seketika hilang lagi. Lalu di belakangnya muncul lagi. Bentuk yang berbeda. Lagi-lagi aku belum sempat menilainya, berhamburanlah mereka lari pontang panting bak pantatnya disembur api neraka. Lalu hilang, melebur. Dan datang lagi. Lalu hilang lagi... 

Senin, 05 Oktober 2015

BIOGRAFI

My name is Rusmiatiningsih, I was born in June, Pati, Central Java. After graduated from high school I lived in Palembang with father and mother and also my brother. It is located at Jl. No. 2400 Srijaya Alang-alang Lebar Palembang. My father is Sukiman, my mother is Sulastri and my brother name i is Joko Dedi Kiswanto.

Kamis, 30 Juli 2015

Hari Ini Aku Diingatkan

Di awali dari percakapan kecil antara aku dan temen kerjaku. Panggil saja ia Miss A. Miss A ini adalah salah satu rekan kerjaku yang lumayan deket sama aku, tak jarang kalau lagi bete atau banyak masalah aku juga sering curhat sama dia. Dia Pun juga begitu, karena dia yang notabene adalah sudah menikah sekitar satu tahun yang lalu, sehingga akhirnya diapun cerita banyak hal tentang kehidupan pernikahannya yang terkadang ada lucu, seneng dan sedihnya. 

Kemaren pas maen ke ruanganku, rupanya buku catatan hariannya ketinggal di ruangku. Kami berdua udah ngubek-ngubek meja yang awalnya tempat kami cerota-cerita sambil ngerjain tugas masing-masing rupanya buku Miss A enggak ada.

isi cerita ini atau perihal hilangnya buku harian Miss A, Memang enggak penting banget buat diceritain di sini. Tapi ada hal luar biasa dan mampu menggetarkan hatiku.

Hari ini, aku secara tidak sengaja menemukan buku harian itu terselip di beberapa tumpukan buku di ruanganku. Akupun teringan bahwa ini adalah buku harian Miss A dan aku harus secepatnya mengembalikannya. Namun, tak sengaja aku membuka-buka beberapa halaman dari buku itu yang isinya hanyalah tentang beberapa catatan pengingat tugas kegiatan. Dan sampailah aku pada halaman ini...


Sepertinya ini adalah gaji Miss A bulan ini. Rp.4.000.000 Gaji suaminya dan Rp.2.000.000 adalah gajinya ditambah Rp.2.300.000 yakni THR. Dari bentuk penghitungannya sepertinya itu adalah jumlah pendapatan bulan ini dan dikurangi keperluan-keperkuan lain hingga tersisa total jumlah Rp.3.000.000.
Nah, inti ceritanya bukan disini. Betapa tidak aku langsung membuka lembar selanjutnya yang berisi catatan ini...


Nampaknya rincian ini terlihat biasa saja, namun coba baca lebih seksama. Dan mataku terbelalak melihat baris ke-7, Anggaran shodaqoh. Sungguh aku langsung berkaca kepada diriku sendiri. Selama ini tak terlalu kupentingkan masalah ini. Berbeda sekali dengan Miss A, yang membuat shodaqoh menjadi kewajiban yang harus dipenuhi. Aku pun teringan sesuatu yang telah lama kulupakan, bahwa di setiap yang kita miliki ada hak orang lain. kita dianjurkan untuk menafkahkan 10 persen dari harta yang kita punya. Tentunya di sini yang dimaksud harta adalah rejeki yang menjadi milik kita entah itu jumlahnya sedikit atau banyak dan rupanya harus kita keluarkan sebanyak 10 persen. Demikian juga dengan gaji, yang merupakan rejeki hak milik kita rupanya juga ada anjuran untuk mengeluarkannya 10 persennya.

"AllahSwt Berfirman:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqoroh : 274)

MasyaAllah, hari ini aku tersadar, bahwa aku masih belum benar mengelola hartaku dengan tuntunan kaidah Islam. Semoga dengan ini menjadi pengingat diriku dan pembaca untuk senantiasa bershodaqoh dengan niat lillahi ta'ala. Terimakasih Miss A.
Terimakasih ilmu dan pengingatnya, meski melalui cara yang berbeda-beda.


Senin, 08 Juni 2015

Siti dan Hujan

Mendung menghitam berlari dikejar angin di atas sana. Menguasai cerahnya langit pagi tadi. Entah karena patuh pada tuan-Nya lantas bumi diselimuti butiran air. Semua mahkluk berdoa pada-Nya.
Namun dibawah sana seorang gadis kecil berlari menyusuri jalan masuk ke lorong-lorong tanpa alas kaki. Tak ia hiraukan dinginnya air hujan yang menyelimuti baju dan seluruh tubuhnya. Tangannya mendekap erat koran-koran yang tadi sore ia ambil dari tengkulak. 
Kaki kecil lincah itu berbelok melesat pada sebuah rumah berdinding bambu. lantai tanah semakin basah bekas injakan Siti. 
Ia langung meletakan koran-koran itu di mbale. "rupanya baru 3 yang terjual, sepertinya hari ini bumi pertiwi tak memihakku". Dekapan dan jurus lari melesat rupanya tak menyelamatkan hidupnya esok hari. Koran tetap basah. Tak ada yang bisa ditukar uang untuk besok.
Sesaat tenggorokannya menelan ludah.

Selasa, 12 Mei 2015

SITI

Mata Suginah menatap sejenak jendela kamarnya yang terbingkai persegi oleh jalinan bambu. Orang jawa memanggil jalinan bambu itu dengan sebutan "Ghedeg" yang biasanya digunakan untuk dinding dan sekat rumah. "Mbok, opo anakmu jadi ke Jakarta besok?". Tanya Suaminya yang tiba-tiba muncul dari ruang belakang usai sarapan. "Siti belum bilang apa-apa pak, tapi di meja kamarnya ada tiket sepur (Kereta Api) tujuan Jakarta.
Sejenak sepasang Suami Istri yang dikaruniai 2 orang anak itu, duduk di mbale teras rumah, terdiam dan hanya menatap jalanan depan pekarangan mereka. Sesekali menegur sapa dengan warga yang kebetulan lewat di depan rumahnya. Segerombolan ibu-ibu muda sedang asyik mengobrol melewati rumah Suginah dan Wagimin. Satu dua diantara mereka sebaya dengan umur anak perempuan pertamanya. Suginah mengatup namun fikirannya melalang buana akan putri pertamanya, Siti. Namun entah apa yang dipikirkan Wagimin dengan kepulan asap mbako yang beberapa kali baru dihisapnya itu.

Rabu, 29 April 2015

HITAM PUTIH BEASISWA

Minggu lalu, entah dapet ilham dari mana. Saya dan mbak dewi nyasar ke DIKNAS Palembang. berbekal dengan sebundel proposal yang isinya adalah permohonan beasiswa. 
Lega rasanya, berada di gedung DIKNAS Palembang yang terletak di bilangan Jl.Kapt Arivai. Notabene di sini adalah sumber kehidupan bagi orang-orang yang pengen sekolah tapi terkendala dana. Yaps, tempat ini merupakan salah satu tujuan proposal beasiswa dikirimkan. Saya pun mencoba seperti mereka. 
Clingak Clinguk. Tanya sana-sini dan akhirnya sampailah di lantai dua tempat pengurusan beasiswa.

Senin, 20 April 2015

SUKSES TERBESAR HIDUPKU


Kata suskes mempunyai banyak makna. Kata sukses juga dimaknai sesuai dengan siapa yang mengartikannya. Dalam artian relative. Sukses  mempunyai kajian yang begitu luas. Seperti halnya sukses dalam hidup, pendidikan, karir dan lain sebagainya. Tergantung dari sudut mana kita memaknai kata sukses. sukses menurut saya adalah keadaan ketika kita berhasil mencapai apa yang kita inginkan. Diibaratkan ketika mempunyai sebuah tujuan yang memerlukan perjalanan panjang. Di ujung perjalanan terdapatlah sebuah tempat, yakni ujung perjalanan. Ketika suatu perjalanan telah mencapai ujung yang ingin dituju maka disitulah letak kesuksesan.

Rabu, 15 April 2015

12 APRIL 2015, Gedung S Fakultas Teknik.

"kamu jadi nduk ke Jakarta?" Ibukku tanya.
"jadi, mak." sepatah kata itu sepertinya cukup untuk menjawab pertanyaan Ibukku soal keputusanku jadi ke Depok apa enndak. Cukup jelas juga, aku ndak mau memperpanjang debatan atau meluruskan bahwa Depok itu bukan di Jakarta. hmm katrok ya ibukku? iya mirip anakknya. 

tanggal 12 April jadwal tesku sudah ada di laman pendaftaran. Di sana juga tertera tempat dan lokasi ujian. Fakultas Teknik, Gedung S Kampus UI Depok, eaaalah itu dimana toh? mungkin di sebelah kutub utara sungai Nil. loh? sungai Nil? pernah ke sana? #engggak. Cuma nyebut doang.

Kamis, 12 Maret 2015

Ada apa dengan 2015

Hmmmm.....
Bedehem dulu.
Eh, udah makan?
Enggak. Saya cuma nanyain doang.
Ngomong-ngomong soal 2015, hmmm....
😱

Kamis, 12 Februari 2015

AKU HARI INI

Matahari seperti biasa berkutat dengan sinarnya.  Angin lalu lalang berpindah satu tempat ke tempat yang lain dengan detailnya masuk ke relung-relung kecil tak terlihat. Awan juga. Datang berkerumun, menggumpal lalu pergi lagi. Haripun sibuk dengan rintihan semua penghuni bumi.

Mataku terpaku. Diam. Bukan sedih.
Namun diam menerawang terangnya hari ini.  Begitulah keadaan saat ini. Setidaknya suasana hidupku. Bukan tentang hati. Biarlah hati berbicara, namun bukan untuk hari ini.

Tatapan korneaku kuberi jeda sejenak. Memejamkannya antara 10 detik. Ingin kubuka lagi, tapi sepertinya aku terlalu menikmati posisi ini, sejadinya aku masih menutup kelopak ini.

Ya Rabb,  lewap hembusan nafasku, lewat nyawa yang terselip di raga, maka biarkanlah aku tetap mensyukuri apapun yang datang ke padaku. Dulu... Sekarang... Dan yang akan datang. Ya.... Itupun kalau masih nyawa ini terselip bagi dunia ini.

Aku senang berada di sini. Bukan soal berapa besar aku dibayar, bukan juga seberapa besar aku berfungsi dan apa jabatan dan kedudukanku di sini. Namun, kenyamanan melihat suasana yang teduh, damai, dan senyum yang kujumpai setiap harinya.  Dari mereka semua ini kudapatkan. Indah.  Indah mendamaikan.

Aku mendapat pelajaran penting hari ini, bahwa bukan kemewahan dan kesempurnaan fisik untuk diterima di sebuah lingkaran. Namun seberapa besar niat dan tulus kita membaurkan diri dengan menampilkan apa adanya diri kita.

Selasa, 03 Februari 2015

Merci Beaucoup

#30harimenulissuratcinta hari ke-6

Hallo...
Pak, apa kabar? Mungkin bapak lebih paham kalau aku bertanya kabar dengan bahasa ini, "comment allez-vous?"

Pasti dengan senyum sempringah dan tangan terbuka bapak akan segera menjawabnya dengan kata, "je vais bien" atau saya baik-baik saja.

Semester 6 yang lalu, kegiatan PPL (Praktik Profesi Lapangan) yang diselenggarakan pihak kampus ternyata mempertemukanku denganmu. Ahh pak, sejujurnya sampai saat ini aku tak percaya bapak segagah itu.

Lihat saja keriput ditanganmu, ditambah lagi tonjolan urat nadi berwarna biru yang berkelok kelok di punggung telapak tanganmu itu. Nafasmu sering tersengal-sengal saat mengajari kami tentang klasifikasi buku. Tak jarang kujumpai gemetar tanganmu membolak balik buku DDC (Dewey Decimal Classification) kitabnya orang-orang perpustakaan. Apalagi bapak mengaku gak suka sama nasi rendang. Bukan tak enak,  tapi gigi yang gak suka lagi menggigit makanan keras.

Semua di atas terbantahkan.  Bapak membuktikan bahwa bapak memang gagah. Kegagahanmu it mampu kulihat ketika bapak bercerita bahwa dulu adalah seorang veteran. Wow pahlawan negara nih ceritanya. Berjuang demi kemerdekaan. Kemudian melalang buana ke Jakarta hingga akhirnya bapak masuk di Fakultas Bahasa UI dan mengambil jurusan sastra Perancis. Dari sanalah bapak mahir berbahasa Perancis.

Detail sekali bapak bercerita masa mudamu,  hari,  bulan dan tahun hingga rentetan cerita  didalamnya bahkan bapak masih ingat betul. Bagaimana mungkin? Dengan umur 84 bapak masih mengingat semuanya?

Belum lagi,  ketika membolak balik halaman buku, meski tanganmu gemetaran, bapak dengan sombongnya melepas kacamata dan dengan lincah membaca tulisan-tulisan kecil sekali bahkan juga tulisan-tulisan berbahasa inggris dan aneh memang, semua yang bapak baca tidak ada yang terlewat. Benar-benar masih teliti.

Wow sekali,  bapak memang benar-benar gagah. Dan mulai sejak itulah aku mulai jatuh cinta pada sosokmu. Sosok yang bijaksana dan selalu mengajarkan untuk berfikir kuat. Sungguh mengagumkan.

Meski demikian, kami terkadang jengkel dengan bapak. Bapak sering memarahi kami bahkan menghina. Bapak sering mengatakan ini "kalian itu tidak bodoh, hanya kalian itu tidak terlalu pintar".  Ha ha kami paham sebenarnya artinya adalah sama, bahwa kami bodoh.

Hingga pada suatu hari aku berniat untuk menulis sebuah cerita biografi perjalanan bapak, dan bapak menyambut hangat niat saya.  Bahkan bapak mendoakan saya supaya menjadi penulis sungguhan. Saya mengaminkan doa itu dan terkekek bersama.

Selang satu minggu setelah niat itu kusampaikan sebuah pesan singkat dari ponselku berdering. Sebuah pesan singkat berbunyi,
"Telah berpulang ke rahmatullah papa kami Rio Salahudin umur 84 tahun, mohon dimaafkan semua kesalahannya dan amal ibadahnya diterima amiin. Jika ada sangkutan mohon hubungi keluarga".

Tidak sampai berderai air mata, namun aku rasakan letupan luar biasa. Penyesalan sekali hingga sampai usiamu aku tak mampu mengabadikan kisah mudamu yang luar biasa itu. Ternyata minggu yang lalu,  adalah minggu terakhirnya mendengarkan cerita-ceritamu.

Kini,  Pak Rio Salahuddin, tenanglah di sisi ilahi Rabbi.

Surat ini adalah Ucapan terima kasih sudah membimbing kami mencintai dunia perpustakaan,  tak lebih juga ini adalah penngganti janjiku tempo dulu tentang keinginanku menulis biografi hidupmu.

Iya saya paham. ucapan terima kasih ini akan lebih afdol jika ditranslit dengan ucapan terimakasih bahasa Perancis yang tempo dulu bapak ajarkan.

Ya,  "Merci Beaucoup" dibaca mersibuku. 
Sekali  lagi kami ucapkan Merci Beaucoup Rio Salahuddin.

Hugs
Rusmiatiningsih

By: @eneng_rusmiati 

Senin, 02 Februari 2015

TAK SEPENUHNYA RINDU

#30HariMenulisSuratCintaHariKe-4
Cc: @catatansidoy


Dear.... 

Mmm,  aku takut menyebutkan namamu. Bukankah kita belum saling mengenal? Boro-boro menanyakan gimana kabarmu, mengingat akan keberadaanmu saja aku sangat gemeteran.

Apakah kau sekarang berada di kotaku? Di depan rumahku? Atau di dekat nafasku? Katanya kau sering mondar-mandir di sekitar sini? Kok aku tak melihatmu? Mmm apa kau ganteng? #eh

Bagaimana mungkin? Aku merindukanmu, oh bukan...bukan... Rindu.  Mungkin ini hanya sekedar perasaan penasaran. Bagaimana tidak? Aku disuruh mempercayaimu.  Kau akan datang dan pasti akan datang ke rumah. Tapi, mana? Aku selalu menunggumu hm setiap Malam minggu.  Apa kau tak suka malam minggu? 

Sebenarnya aku munafik. Aku tak suka kedatanganmu. Konon kedatanganmu selalu disertai sakit dan hestapa. Namun, aku diajarkan untuk percaya akan kedatanganmu. 

Il...tenang Saja. Meski aku membencimu namun aku tak sepenuhnya seperti itu. Aku merindukanmu meski tidak sepenuhnya juga. 

Mmm aku janji, aku akan dandan cantik. Aku juga akan keramas sehari 5 kali.  Aku akan memakai pakaian yang indah, pakaian yang ku buat khusus di hari itu. Aku juga akan mengoleskan minyak wangi yang wangi sekali. Agar kau tak mencium bau ketekku nanti.... He he

Aku pasti cantik,  bolehkan aku mengambil hatimu il...? Hayolah jatuh cintalah kepadaku. Jadikan aku kekasihmu agar kau tak tega menyakitiku. Kau tak akan tega membuat kekasihmu ini menangis bukan? 

Tapi aku paham. Kau akan tetap membuatku menangis. Tapi setidaknya aku minta satu hal. Tersenyumlah saat kau datang nanti, dan tariklah nyawaku dengan pelan dan lembut.  Maka dengan itu aku tak akan menangis melihatmu menjalankan tugas... 
Wahai Izrailku sayang. 
Aku merindukanmu tapi tak sepenuhnya. 
Hugs Hamba Allah.