Selalu kubuka mataku setiap paginya. Ketika cakrawala mulai membuka dirinya untuk lensa sempurna dari Sang Maha Pencipta. Bebas memandang dan bergeliat ke semua penjuru arah. Segerombolan awan putih yang tak jelas bentuknya kian mendekat. Mulai membuat onar. Berubah-ubah. Selalu menjelma tanpa sempat aku bisa menilainya. Menari meliuk-liuk bak penari ular kesurupan dari India. Namun, seketika hilang lagi. Lalu di belakangnya muncul lagi. Bentuk yang berbeda. Lagi-lagi aku belum sempat menilainya, berhamburanlah mereka lari pontang panting bak pantatnya disembur api neraka. Lalu hilang, melebur. Dan datang lagi. Lalu hilang lagi...
hah....! sial ...!
Apalah sesungguhnya kalian ini.
Rupamu tak jelas.
Identitasmu tak terbaca.
Bak gelandangan nomaden.
Namun, kau selalu mengoyak pikiranku.
Menggangguku dengan sejuta tanyamu.
ah...!
tak usahlah lagi kau tanya siapa aku.
Yang jelas, aku miskin, aku bodoh, dan aku adalah kotoran semut.
Namun, jika kau masih tak percaya siapa diriku sesungguhnya,
maka,...
Cukup kau cari sajalah nanti tulisan tanganku di perpustakaan koleksimu!
aku adalah apa yang aku tulis!
Kapankah itu ?
Nanti..!
Nanti, pada saat waktu dan hembusan angin mulai berbicara pada pusaran persegi panjang yang indah bertabur bunga kamboja !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo dikasih masukan ya...