Kamis, 14 Agustus 2014

PERSAHABATAN? adakah ?

PERSAHABATAN
Sebuah kata yang berawal dari kata sahabat. Berarti teman. Sangat sering sekali seliweran di telinga. Sahabat katanya bagian dari diri kita. Kenapa seperti itu? Percaya? Aku belum.
Ada istilah “apa yang dikatakan sahabat tentangmu kepada orang lain, itu adalah dirimu”. Masak sih?

Sejak kecil tentunya saya juga punya teman yang mendapat predikat sahabat. Mereka yang sering berkumpul sama-sama. Ngabisin waktu sama-sama. Terkadang merekalah yang membantu ketika sedang kesusahan. Merekalah juga tempat kita berbagi kesenangan. Namun, hampir dekatkah sahabat dengan keluarga? Entahlah. Bagiku sahabat adalah keluarga kedua setelah keluargaku.
Lalu mengapa ia menjadi bagian dari diri? Apakah itu artinya sahabat mencerminkan diri kita? Kata orang sih begitu.
Apakah itu artinya merekalah yang tau banyak tentang pribadi kita?. Ya karena memang merekalah tempat kita berpeluh susah dan senang. Jadi tidak salah kalau sahabat tau psikologis sahabatnya. Apakah ini sudah pasti demikian?. Lalu, kenapa akhir-akhir ini ada istilah sahabat situasi. Sahabat situasi itu loh yang mau temenan sama kita tapi kalau ada maunya aja. Pernah punya sahabat seperti itu?
mmmmmm… susah jawabnya. Tapi terkadang ada perasaan seperti itu, punya sahabat situasi. Terkadang sudah sangking percaya, sahabat tempat kita curhat. Percaya sahabat enggak akan cerita ke siapa-siapa. Percaya sahabat akan mendengarkan cerita dan ngasih solusi. Eh sering curhat sama temen ya?. Hehehe,
pada saat itu memang sahabat pendengar setia. Sahabat juga berempati mendengarkan curhat terkadang juga member solusi dan saran. Ya wajar kalau kita bisa nyaman cerita sama sahabat.
Namun, pernahkah berantem sama sahabat? Pasti pernahlah. Namanya juga beda kepala, beda otak beda juga isinya. Terkadang memang tak sejalan dengan pemikiran sabahabat. Lalu ? lalu ya marahan, enggak negor, kalau ketemu maen petak umpet biar enggak ketemu. Kalau udah capek, balikan lagi sahabatan curhat-curhatan.
Tapi, pernah enggak, pas di situasi marahan sama sahabat. Ternyata sahabat ngebongakar rahasia sahabatnya. Ditambah lagi terkadang ceritanya dilebih-lebihkah. Kira-kira kalau kita yang jadi sahabatnya, marah enggak ?. pasti dongkol ya.
Hm…, masih percaya adanya sabahat? Entahlah. Masih belum.
Untuk menghibur diri, terkadang lebih enak untuk menceritakan dengan benda mati. Kok gitu? Hmmm… mungkin kalau benda matinya lagi bertengkar atau tak sejalan dengan otak kita, benda mati tersebut enggak bisa ngember deh.
Yeyeyeyeyye embeeerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

Eh jangan dimasukin di hati. Ini hanya analisis.
J good night !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo dikasih masukan ya...