Kamis, 19 Mei 2016

FENOMENA BAHASA ALAY: Telisik Netspeak dan Netligo

Anak muda yang mana yang saat ini tidak mengenal internet? jawabannya adalah hambir semuanya mengenal internet. Internet menjadi tren komunikasi elektronik yang semakin digemari. Bahkan media komunikasi konvensional jarak jauh seperti surat menyurat, surat kabar, radio dan televisi semakin ditinggalkan.

Joost van Loon menyebutkan bahwa internet merupakan jejaring yang tidak lagi diartikan dari sisi termonologi teknologi informasi semata, namun juga melebar pada antropologii, sosiologi, dan budaya. Ini artinya bahwa definisi jejaring (internet) tidak lagi diartikan dari definisi konvensinalnya berupa jaringan perangkat keras dan lunak, namun lebih kepada individu atau pelaku penggunanya.
Dari jaringan antar individu ini yang termediasi internet, kemudian munculah arena virtual yakni komunikasi yang termediasi komputer dan internet. Namun, akhir-akhir ini muncul sebuah fenomena unik dari dampak komunikasi virtual ini. Dikarenakan komunikasi virtual ini merupakan komunikasi maya, maka tidak seperti komunikasi tatap muka di mana tanda-tanda seperti ekspresi wajah atau intonasi suara menjadi penentu dalam penyampaian pesan. Ini disebut sebagai komunikasi teks lalu munculah bahasa-bahasa teks yang mengekspresikan komunikasi tatap muka.
Namun, ternyata ada dua term yang bisa digunakan untuk mengetahui bahasa di media maya yakni “Netspeak” dan “Netligo”. Netspek adalah pembicaraan yang seolah-olah penulisan, yakni teks yang muncul diimajinasikan seolah-olah sedng berbicara. Tipografi teks yang muncul biasanya dari kata-kata, huruf, tanda baca, dan simbol. Contoh penggunaan tanda baca adalah “serius!!!!”. Kemudian gabungan huruf dan angka “4ku 5uk4 3ak4n” (aku suka makan), gaya pelafalan atau penyerupaan “cemungudht” (semangat), ikon emosi :) J (senyum/senang), :( L (sedih).
Sedangkn netligo adalah kebalikan dari netspeak. Netligo adalah penulisan yang seolah-olah tulisan itu adalah berbicara.
Dari sini terlihat sebuah kasus menarik yakni fenomena bahasa alay. Alay daiartikan dalam KBBI sebagai perilaku remaja yang membuat dirinya merasa keren. Bahasa alay di dalam ruang virtual sesungguhnya format tulisan teks, bukan bahasa verbal tatap muka. Ini artinya bahasa alay tidak digunakan dalam pembicaraan sehari-hari. Misandra berpendapat bahwa Bahasa alay menjangkit ke remaja karena dinilai sesuai dengan jiwa kebebasan dan menunjukkan pembeda dengan yang lain. Lambat laun bahasa alay ini diprediksi semakin berkembang menjadi bahasa gaul.

Orang yang memiliki gaya bahasa alay memiliki cara penyampaian tersendiri untuk mencurahkan isi hatinya dalam tulisan. Namun seringkali tulisan yang mereka buat justru menyulitkan bagi si pembaca, seperti :
gyh chybuwgh (lagi sibuk)
contoh-contoh di atas, sangat sering sekali dijumapai disekitar kita. Atau mungkin diri kita sendiri sudah terjangkit dalam penggunaan bahasa alay ini?
Jika dengan bahasa alay semakin membuat kita percaya diri dan diterima di sebuah kelompok maka terus lakukan. Jika, hal yang terjadi adalah sebaliknya, seperti orang-orang justru menjadi bingung dan menimbulkan banyak makna ganda bahkan menimbulkan kesalahpahaman atau rasa ilfeel orang lain akibat tulisan kita maka segera kurangi penggunaan bahasa alaynya.
Cukup sekian

S3MO6Ah….B3rMAn4AAT (semoga bermanfaat)….. J



Sumber: Rulli Nasrullah, Cyber Media, (Yogyakarta: IDEA, 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo dikasih masukan ya...