Anak muda yang mana yang saat ini
tidak mengenal internet? jawabannya adalah hambir semuanya mengenal internet.
Internet menjadi tren komunikasi elektronik yang semakin digemari. Bahkan media
komunikasi konvensional jarak jauh seperti surat menyurat, surat kabar, radio
dan televisi semakin ditinggalkan.
Joost van Loon menyebutkan bahwa
internet merupakan jejaring yang tidak lagi diartikan dari sisi termonologi
teknologi informasi semata, namun juga melebar pada antropologii, sosiologi,
dan budaya. Ini artinya bahwa definisi jejaring (internet) tidak lagi diartikan
dari definisi konvensinalnya berupa jaringan perangkat keras dan lunak, namun
lebih kepada individu atau pelaku penggunanya.
Dari jaringan antar individu ini
yang termediasi internet, kemudian munculah arena virtual yakni komunikasi yang
termediasi komputer dan internet. Namun, akhir-akhir ini muncul sebuah fenomena
unik dari dampak komunikasi virtual ini. Dikarenakan komunikasi virtual ini
merupakan komunikasi maya, maka tidak seperti komunikasi tatap muka di mana
tanda-tanda seperti ekspresi wajah atau intonasi suara menjadi penentu dalam
penyampaian pesan. Ini disebut sebagai komunikasi teks lalu munculah
bahasa-bahasa teks yang mengekspresikan komunikasi tatap muka.
Namun, ternyata ada dua term yang
bisa digunakan untuk mengetahui bahasa di media maya yakni “Netspeak” dan
“Netligo”. Netspek adalah pembicaraan yang seolah-olah penulisan, yakni teks
yang muncul diimajinasikan seolah-olah sedng berbicara. Tipografi teks yang
muncul biasanya dari kata-kata, huruf, tanda baca, dan simbol. Contoh penggunaan
tanda baca adalah “serius!!!!”. Kemudian gabungan huruf dan angka “4ku 5uk4
3ak4n” (aku suka makan), gaya pelafalan atau penyerupaan “cemungudht”
(semangat), ikon emosi :) J (senyum/senang), :( L (sedih).
Sedangkn netligo adalah kebalikan
dari netspeak. Netligo adalah penulisan yang seolah-olah tulisan itu adalah
berbicara.
Dari sini terlihat sebuah kasus
menarik yakni fenomena bahasa alay. Alay daiartikan dalam KBBI sebagai perilaku
remaja yang membuat dirinya merasa keren. Bahasa alay di dalam ruang virtual
sesungguhnya format tulisan teks, bukan bahasa verbal tatap muka. Ini artinya
bahasa alay tidak digunakan dalam pembicaraan sehari-hari. Misandra berpendapat
bahwa Bahasa alay menjangkit ke remaja karena dinilai sesuai dengan jiwa
kebebasan dan menunjukkan pembeda dengan yang lain. Lambat laun bahasa alay ini
diprediksi semakin berkembang menjadi bahasa gaul.
Orang yang memiliki gaya bahasa alay
memiliki cara penyampaian tersendiri untuk mencurahkan isi hatinya dalam
tulisan. Namun seringkali tulisan yang mereka buat justru menyulitkan bagi si
pembaca, seperti :
gyh chybuwgh (lagi sibuk)
contoh-contoh di atas, sangat sering
sekali dijumapai disekitar kita. Atau mungkin diri kita sendiri sudah
terjangkit dalam penggunaan bahasa alay ini?
Jika dengan bahasa alay semakin
membuat kita percaya diri dan diterima di sebuah kelompok maka terus lakukan.
Jika, hal yang terjadi adalah sebaliknya, seperti orang-orang justru menjadi
bingung dan menimbulkan banyak makna ganda bahkan menimbulkan kesalahpahaman atau
rasa ilfeel orang lain akibat tulisan kita maka segera kurangi penggunaan
bahasa alaynya.
Cukup sekian
S3MO6Ah….B3rMAn4AAT (semoga
bermanfaat)….. J
Sumber: Rulli Nasrullah, Cyber
Media, (Yogyakarta: IDEA, 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo dikasih masukan ya...