BAB
I
PENDAHULUAN
Salah satu fungsi vital dari
perpustakaan adalah bagaimana menarik lebih banyak pengguna perpustakaan,
bagaimana menolong pengguna mencari dan mendayagunakan semua informasi dan
fasilitas perpustakaan dengan kesulitan yang minimal, menginformasikan informasi
dan fasilitas baru, membangkitkan minat baca dan belajar, serta menjangkau
semua masyarakat tergantung dari objek masing-masing perpustakaan.
Dalam mencapai tujuan, visi dan misi
perpustakaan, maka suatu perpustakaan perlu mengembangkan berbagai aspek yang
ada di dalam perpustakaan. Salah satunya adalah aspek pelayanan. Aspek
pelayanan ini dinilaio sebagai salah satu faktor penting dalam berjalannya
semua kegiatan yang ujungnya adalah sampai ke pelanggan atau user. Di era
digital seperti saat ini, layanan perpustakaan banyak mengalami perubahan dari
hal-hal yang dulu menggunakan alat-alat yang manual hinggal di era digital ini
pengelolaan maupun penggunaan perpustakaan semakin kompleks dan beragam. Dengan
adanya tegnologi ini maka prpustakaan
dituntut untuk memanajemen layanan menjadi lebih dinamis dan kreatif.
Pelayanan merupakam salah satu unsur pendukung manajemen dalam
suatu organisasi. Dalam meningkatkan mutu layanan bisa menerapkan
prinsip-prinsip atau acuan-acuan yang dikemukakan oleh para tokoh. Dalam
peningkatan mutu suatu organisasi, unsur-unsur seperti, man, money, materia,
mecine, metode, dan market akan lebih lengkap lagi bila di dukung oleh service
atau layanan dibelakangnya. Layanan merupakan ujung tombak bagaimana kita bisa
memberikan jasa kita dan bisa digunakan sebagai tolok ukur dalam menilai sejauh
mana pelayanan kita bisa tertuju atau fokus ke pelanggan. Disinilah peran
pelayanan yang nantinya akan membawa banyak dampak bagi perkembangan
perpustakaa terutama dalam penerapan layanan yang prima bagi seluruh pengguna
perpustakaan. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana pelayanan prima itu
diciptakan dan bagaimana penerapan sistem layanan prima? untuk lebih jelasnya
maka akan dibahas pada bab pembahasan.
BAB
II
MANAJEMEN
SISTEM LAYANAN PERPUSTAKAAN
1.
LAYANAN PERPUSTAKAAN
Salah satu tujuan didirikanya
perpustakaan adalah untuk mendayagunakan agar koleksi yang dimiliki dapat digunakan
semaksmal mungkin oleh pengguna (user). Agar koleksi dan fasilitas perpustakaan
dapat dimanfaatkan dengan baik maka perlu diadakan layanan. Layanan
perpustakaan pada hakikatnya adalah pemberian segala informasi kepada pengguna
perpustakaan dan penyedia segala sarana penelusuran informasi yang tersedia di
perpustakaan yang merujuk pada keberadaan sebuah informasi.
Dalam
melaksanakan kegiatan layanan perpustakaan perlu memperhatikan asas layanan,
yakni sebagai berikut:
1) Selalu
berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pengguna perpustakaan.
2) Layanan
yang diberikan atas dasar keseragaman, keadilan, merata dan memandang pengguna
perpustakaan sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan tidak dipandang secara
individual.
3) Layanan
perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dan tujuan untuk
mengoptimalkan fungsi layanan. Peraturan perpustakaan perlu didukung oleh semua
pihak agar layanan perpustakaan dapat berjalan dengan baik.
4) Layanan
dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor kecepatan, ketepatan, dan kemudahan
dengan didukung oleh administrasi yang
baik.
2.
SISTEM
LAYANAN PERPUSTAKAN
Sistem
layanan perpustakaan ada dua macam yaitu layanan yang bersifat terbuka dan
layanan yang bersifat tertutup. Pemilihan sistem layaan terbuka atau sistem
layanan tertutup berdasarkan beberapa faktor pertimbangan seperti:
-
Tingkat
keselamatan koleksi pepustakaan.
-
Jenis koleksi
dan sifat rentan dari koleksi.
-
Perbandingan
antara jumlah staf, jumlah pengguna dan jumlah koleksi.
-
Luas gedung
perpustakaan.
-
Rasio antara jam
layanan dengan jumlah staf perpustakaan.
2.1 Layanan
sistem terbuka
Layanan sistem terbuka
(open access) adalah sisitem layanan yang memungkinkan para pengguna secara
langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang
dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan. Pada sistem ini maka pengguna
dapat melakukan browsing bahan pustaka dari jajaran koleksi.
Kebaikan layanan sistem
terbuka adalah:
§ Pengguna
dapat mengmbil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi dan
merasa lebih puas karena dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika
yang dicacri tidak ditemukan.
§ Pengguna
dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggungjawab terhadap terpeliharanya
koleks yang dimiliki perpustakaa.
§ Tidak
memerlukan banyak tenaga perpustakaan yang bertugas terutama dibagian sirkulasi
sehingga bisa diberi tanggungjawab di bagian lain.
Dalam sistem
layanan terbuka ini memiliki kelemahan, diantaranya adalah:
·
Ada kemungkinan
kehilangan buku relatif besar.
·
Ada kemungkinan
penempatan kembali buku di rak menjadi kacau karena ketika pengguna melakukan
browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak tidak tepat pengembalianya.
·
Memerlukan ruang
yang lebih luas untuk jajaran koleksi dan mobilitas pengguna lebih leluasa.
·
Membutuhkan
keamanan yang lebih baik.
2.2 Layanan
sistem tertutup
Sistem layanan tertutup
(closed access) adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak membolehkan
pengguna perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan.
Pengambilan dan pengembalian bahan yang telah dipinjam dilakukan oleh petugas perpustakaan.
Kebaikan atau manfaat
layanan sistem tertutup adalah:
§ Jajaran
koleksi tetap terjaga kerapianya.
§ Kemungkinan
kecil terjadi kehilangan.
§ Tidak
memerlukan ruangan yang terlalu luas.
§ Untuk
koleksi yang rentan terhadap koleksI kerusakan maka sistem ini dapat dilakukan.
Kelemahan sistem
layanan tertutup adalah:
·
Pengguna tidak
dapat melakukan browsing bahan pustaka di jajaran rak sehingga pengguna tidak
dapat menemukan alternatif lain dari bahan pustaka yang diperlukan.
·
Memerlukan
banyak waktu dan petugas untuk memenuhi permintaan pada bagian peminjaman dan
menyipkan bahan pustaka yang dibutuhkan sehingga pengguna harus menunggu lebih
lama.
·
Judul buku yang
dipilih pengguna tidak selalu sesuai dengan pembahasan yang diinginkan,
pengguna hanya mengetahui ciri-ciri pengarang dan ciri-ciri fisik bahan pustaka
yang merupakan informasi yang sangat abstrak. Sehingga sering terjadi ketidak
sesuaian.[1]
Note :
Untuk menetapkan penggunaan sistem layanan terbuka ataukah
tertutup, maka harus mempertimbangkan banyak aspek. Contohnya misalnya kita
mempunyai petugas yang lebih sedikit dibandingkan jumlah pengguna, maka
sebaiknya menggunakan sistem layanan terbuka. Sebaliknya jika perpustaka
memiliki petugas yang banyak atau mencukupi, maka bisa menggunakan sistem
tertutup. Disamping perbandingan jumlah petugas dan pengguna, juga
memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan koleksi sehingga menyebabkan
penggunaan sistem layanan tertutup.
Note: kenapa setiap
perpustakaan memiliki sistem layanan yang tidak sama?. Karena kondisi setiap
perpustakan berbeda-beda, baik itu perpustakaanya (gedung), SDM, koleksi dan
kebijakan masing-masing perpustakan tersebut. Kondisi juga bisa dimaksudkan
dengan kondisi tempat dimana perpustakaan tersebut berada. Misalnya
perpustakaan umum, khusus, perpustakaan lembaga, perpustakan organisasi dan
lain-lain. Dengan ini akan menyebabkan perbedaan sistem layanan yang akan
digunakan di sebuah perpustakaan.
Note: kenapa PUSNAS menggunakan
sistem layanan tertutup?. Karena memperhatikan faktor keamanan dan pelestarian,
bukan hanya fisik tetapi juga isinya. Selain itu juga karena berfungsi sebagai
deposit artinya adalah perpustakaan nasional adalah tempat penyimpanan khazanah
dan budaya indonesia. Jika menggunakan layanan terbuka mungkin usernya akan
melakukan kecurangan. Dengan adanya deposit ini maka akan terlihat
produktifitas masyarakat Indonesia dalam hal menulis khususnya. Semakin manusia
Indonesia berproduktif maka akan menaikkan harkat dan martabat bangsa.
3.
PRINSIP PELAYANAN PUBLIK
1)
Kesederhanaan
: prosedurnya tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan.
2)
Kejelasan:
jelas dalam hal: persyaratan teknis dan administratif; unit kerja/pejabat yang
berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
3)
Kepastian
waktu: dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4)
Akurasi: produknya diterima dengan benar,
tepat dan sah.
5)
Keamanan: proses dan produknya memberikan
rasa aman.
6)
Tanggungjawab: penyelenggara bertanggungjawab
atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian persoalan yang timbul.
7)
Kelengkapan sarana dan prasarana: tersedia
sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung.
8)
Kemudahan akses: tempat, lokasi dan sarana
pelayanan yang memadai, mudah dijangkau dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.[2]
9)
Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan:
pemberi layanan harus bersikap disiplin, santun, serta ikhlas.
10)
Kenyamanan: lingkungan pelayanan harus
tertib, teratur, nyaman, bersih, rapi, serta dilengkapi dengan berbagai
fasilitas pendukung pelayanan.
4.
PENGEMBANGAN
SISTEM LAYANAN
Penerapan suatu sistem layanan di
perpustakaan adalah dimaksudkan agar proses pemberian jasa layanan dapat
berlangsung tertib, teratur dan cepat tanpa ada hambatan. Sistem layanan
perpustakaan merupakan mata rantai rangkaian kegiata yang terdiri atas beberapa
subbagian saling berhubungan satu sama lain. Masing-masing perpustakaan akan
memilih sistem yang sesuai dengan pemakaianya dan kesiapan petugas dan
ketersediaan sarana dan prasarananya. Oleh karena itu tiap-tiap subbagian
(unsur) harus sudah siap, untuk saling kerja sama, sebab hambatan di satu meja
(tempat) akan berpengaruh kepada meja berikutnya. Layanan yang dikembangkan
oleh perpustakaan adalah agar terciptanya layanan terbaik sejauh dapat
dilaksanakan, yaitu sering disebut sebagai layanan prima yang dilaksanakan
secara profesional. Sebelum dapat diciptakan layanan prima maka diupayakan dulu
layanan minimal yang pada intinya berlangsung secara mudah, sederhana, cepat,
tepat, dan bermanfaat serta murah. Dalam hal itu mungkin perlu dikembangkan
layanan yang menggunakan layanan tegnologi informasi. Seperti komputer, situs,
sistem terpasang atau on line. Meskipun sarana tersebut tergolong tidak murah,
namun pada perpustakaan tertentu sudah menerapkanya. Unsur-unsur yang terdapat
dan terkait dengan sistem layanan perpustakaan meliputi:
§ Kesiapan
petugas layanan baik fisik, mental, kemampua, ketrampilan, pengalaman, kemauan.
§ Kesiapan
peralatan, dan perlengkapan sebagai penunjang.
§ Keharmonisan
komunikasi, kerja sama, persamaan persepsi.
§ Peraturan
dan tata tertib perpustakaan yang singkat, jelas, dapat dimengerti dan dapat
dilaksanakan serta dipatuhi oleh pemakai perpustakaan.
§ Pedoman
yang standar di bidang layanan pepustakaan yang berlaku umum, sehingga dapat
dipelajari untuk dipraktekkan.
Gambaran alur dan mekanisme kerja,
diawali dari meja yang satu dan berahir ke meja selanjutnya secara tertib dan
teratur. Di bawah ini adalah kegiatan yang ada pada layanan perpustakaan.
1) Meja
informasi. Tempat pengunjung memperoleh tentang seluk beluk layanan
perpustakaan dari petugas, baik secara lisan maupun melalui brosur dan media
lainya. Tempat itu merupakan customer service yang terdepan di perpustakaan,
dengan petugas yang lincah, terampil, ramah, dan berjiwa membimbing (user
friendly).
2) Meja
sirkulasi. Adalah tempat pelaksanaan tansaksi peminjaman dan pengembalian buku
atau bahan pustaka lainya serta penyelesaian administrasi. Sistem layanan sudah
menggunakan komputer, maka di meja sirkulasi
dapat disediakan fasilitas, informasi dan pernagkat komputer untuk
dipergunakan dalam memberikan layanan perpustakaan.
3) Administrasi
keanggotaan. Adalah pengurusan keanggotaan perpustakaan. Semua prosedur dan
persyaratan dalam proses keanggotaan dilaksanakan menurut ketentuan yang
berlaku dan sedapat mungkin sederhana dan mudah dipenuhi.
4) Lemari
(laci) katalog, untuk perpustakaan. Kartu katalog sebagai wakil Dari kolesi
untuk ditelusur, sebelum mencari ke tempat-tempat penyimpanan aslinya.
Informasi tentang semua koleksi secara ringkas tercantum dalam kartu-kartu
katalog yang disimpan ditempat itu.
5) Peraturan
dan tata tertib layanan, adalah ketentuan tentang syarat menjadi anggota,
peminjaman, sanksi atas pelanggaran. Dan pengaturan agar suasana di
perpustakaan tertib dan tenang.
5.
Kemudahan akses
informasi, dan sistem temu balik informasi, agar pemanfaatan koleksi bisa
optimal dan efisien. [3]
5.
MODEL SEGITIGA PELAYANAN (The Service Triangle)
Setiap organiisasi penyelenggara pelayanan harus mengelola tiga
faktor tersebut untuk mewujudkan kepuasan pelanggan. Interaksi ketiga faktor
tersebut dengan pelanggan akan menentukan keberhasilan manajemen dan kinerja
pelayanan organisasi
Strategi
Pelanggan
|
SISTEM SDM
-
strategi pelayanan yang tersusun secara baik
-
orang di lini depan berorientasi pada
pelanggan
-
sistem pelayanan yang ramah.[4]
Note: bagan triangel ini adalah salah satu model pelayanan yang mudah
dan sering diterapkan karena simple. Model ini digunakan untuk orientasinya
kepada kepuasan user atau satisfication. Memiliki 3 komponen yakni strategi
yang dirncanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran, kemudian didukung dengan
sistem yang jelas dan mudah diterapkan. Strategi dan sistem juga akan
berlangsung dengan baik jika dibarengi dengan sumber daya untuk menuju target
awal yakni kepuasan pelanggan.
6. MENINGKATKAN
LAYANAN PERPUSTAKAAN
Ada dua hal utama yang perlu diperhatikan dalam memberdayakan perpustakaan sebagai upaya meningkatkan
layanan perpustakaan
berorientasi pengguna berbasis teknologi yaitu:
-
Ditinjau dari segi sarana dan prasarananya termasuk gedung dan lokasi
-
Ditinjau dari segi SDM yang mengelola perpustakaan tersebut
Secara
garis besar, dua hal di atas bisa dijelaskan sebagai berikut.
6.1 Ditinjau dari segi sarana dan
prasarananya termasuk gedung dan lokasi
Gedung perpustakaan hendaklah menarik dari segi arsitektur
dan mudah dijangkau. Penggunaan warna juga bisa merupakan daya tarik yang akan
membangkitkan minat baca pengguna. Selain itu sarana dan prasarana pendukung
layanan perpustakaan hendaklah didukung oleh Teknologi Informasi (TI) yang akan
sangat membantu perpustakaan memperbaiki kalitas dan jenis layanan.
Minimal sebuah perpustakaan harus memiliki :
- Jaringan
Lokal (LAN , Local Area Network)
- Akses
ke internet yang cepat bagi pustakawan untuk mengakses informasi eksternal
perpustakaan beserta perangkatnya.
- Komputer
untuk pengguna untuk mengakses informasi layanan perpustakaan berikut
database persediaan koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut. Ditambah
lagi Pustakawan menyediakan akses hanya ke sumber-sumber yang dapat
dipercaya kualitasnya. Caranya dengan membuat portal atau pintu masuk ke
sumber-sumber yang telah terseleksi misalnya Virtual libraries
subject-based gateways.
- Koleksi
dalam multi format baik dalam bentuk tercetak, multimedia, digital dan
lainya.
- Adanya
fasilitas digital dan internet, Fasilitas digital dan internet
memungkinkan pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan informasi yang
dimiliki perpustakaan tanpa mengenal waktu dan jarak. Homepage perpustakaan
dapat menyajikan data bibliografis dan abstrak dari jurnal-jurnal
penelitian (kalau memungkinkan dalam bentuk full text), pendidikan
pemakai, berita-berita perpustakaan, informasi lokal (universitas, kota),
pameran online, media komunikasi dengan pengguna (saran dan kritik),
hubungan dengan situs lain, dan sebagainya.
- Hot
Spot. Hot
Spot berarti menyediakan layanan internet bebas untuk suatu lingkungan
yang terbatas, sebagai contoh di sekitar gedung perpustakaan. Dengan
memiliki hot spot perpustakaan menyediakan jasa penelusuran internet yang
dapat diakses oleh pengguna dari Laptop/Note Book yang biasa dibawa oleh
pengguna, dengan syarat memiliki LAN Card Wireless.
6.2 Ditinjau dari segi SDM yang
mengelola perpustakaan tersebut
Dalam menghadapi tuntunan kebutuhan pengguna perpustakaan
yang semakin tinggi dan beraneka ragam, maka perpustakaan perlu mempersiapkan
pustakawan yang profesional. Jika pustakawan ingin disebut profesional, maka
pustakawan perlu memiliki ”skill”, ”knowledge”, kemampuan (ability),
serta kedewasaan psikologis (Ratnaningsih, 1998). Namun dalam prakteknya sampai
sejauh ini pustakawan Indonesia belum bisa dikatakan mampu untuk menjadi
profesional (ideal pun belum ) bahkan masih sangat jauh dari konsep ideal. Sebagai
pustakawan profesional, kita perlu mengikuti perkembangan dan informasi
mutakhir dalam bidang Pusdokinfo.
Perkembangan TI mengakibatkan semua bidang pekerjaan
perpustakaan tidak ada lagi yang tidak mendapat sentuhan TI. Keilmuan
perpustakaan pun saat ini dituntut mampu mengikuti perubahan sosial pemakainya.
Perubahan dalam kebutuhan informasi, perubahan dalam berinteraksi dengan orang
lain, dan dalam berkompetisi. Pustakawan perlu menyadari bahwa perlu
ditumbuhkan suatu jenis kepustakawanan dengan paradigma-paradigma baru yang
mampu menjawab tantangan media elektronik tanpa meninggalkan kepustakawanan
konvensional yang memang masih dibutuhkan (hybrid library). Hanya dengan
sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini tenaga pengelola perpustakaan dan
tenaga fungsional pustakawan yang berkualitaslah (melalui keilmuannya) kita
bisa membangun paradigma kepustakawanan Indonesia. Oleh karena itu profil
pustakawan diharapkan :
- Berorientasi
kepada kebutuhan pengguna
- Mempunyai
kemampuan berkomunikasi yang baik
- Mempunyai
kemampuan teknis perpustakaan yang tinggi
- Mempunyai
kemampuan pengembangan secara teknis dan prosedur kerja
- Kemampuan
berbahasa asing yang memadai terutama bahasa Inggris
- Mempunyai
kemampuan melaksanakan penelitian di bidang perpustakaan.
- Mempunyai
kemampuan dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, antara lain:
·
kemampuan dalam penggunaan komputer (computer literacy)
·
Kemampuan dalam menguasai basis data (database)
·
Kemampuan dalam penguasaan peralatan TI (tools and
technological skill)
·
Kemampuan dalam penguasaan teknologi jaringan (computer
networks)
·
Kemampuan dalam penguasaan internet.
Selain memiliki kemampuan seperti yang disebutkan diatas,
pustakawan juga dituntut untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada
penggunanya. Pelayanan prima yaitu suatu sikap atau cara pustakawan dalam
melayani penggunanya dengan prinsip layanan berbasis pengguna (people based
service) dan layanan unggul (service excellence). Tujuan dari service
excellence adalah :
- Memuaskan
pengguna;
- Meningkatkan
loyalitas pengguna;
- Meningkatkan
penjualan produk dan jasa;
- Meningkatkan
jumlah pengguna.[5]
Note
: layanan prima adalah impian atau keinginan dan
puncak dari sebuah layanan, sehingga jika layanan prima ini terwujud maka
sering disebut dengan service exellence atau pelayanan yang unggul. Sehingga
pelayanan yang unggul ini akan mencapai puncaknya dan tidak ada bandingan.
Pelayanan yang prima ini didalamnya terdapat unsur cepat, tepat, mudah dan
sederhana. Artinya kalo cepat adalah layanan tersebut cepat bisa sampai ketangan
pengguna dengan waktu yang singkat sehinga dengan kecepatan yang berhubungan
dengan waktu ini akan memuaskan pelanggan. Kemudian tepat, yakni menyediakan
semua apa yang diinginkan pelanggan sesuai dengan permintaan. Misalnya user
mengiginkan informasi A, maka kita harus memberikan informasi A, jangan sampai
menyimpang dari permintaan user. Kemudian mudah dan sederhana artinya tidak
berbelit-belit atau pelayanan tersebut tidak mempersulit dan user juga tida
dipersulit dan diberi kemudahan dalam fasilitas yang diberikan oleh layanan
perpustakaan tersebut.
7. JENIS LAYANAN PERPUSTAKAAN
Layanan-layanan
perpustakaan yang dapat dikembangkan adalah
1) Menyusun rencana operasional layanan
2) Layanan informasi
Menyediakan dan memberikan informasi
yang diperlukan oleh pengguna, termasuk di dalamnya terdapat informasi terbaru.
3) Layanan penelitian
Para peneliti yang membutuhkan
sumber informasi di perpustakaan dapat dengan mudah dan cepat memperolehnya.
4) Layanan rekreasi
Dengan membaca bahan bacaan yang ada
diperpustakaan maka user akan diperoleh rasa senang, puas dan terhibur.[6]
5) Layanan sirkulasi
Berkaitan dengan peredaran bahan
pustaka termasuk diantaranya keanggotaan, peminjaman, perpanjangan,
pengembalian, penagihan, layanan temu balik, pemesanan (reservasi), dan surat
keterangan bebas tagihan.
6) Layanan referens
Layanan ini adalah jenis layanann
yang digunakan untuk menjawab setiap pertanyaan yang berkaitan denga fasilitas
perpustakaan dan informasi lainya yang dibutuhkan oleh pengguna. Jenis koleksi
referens ini meliput, kamus, ensiklopedi, handbook, direktori, sumber biografi,
bibliografi, indeks, almanak, abstrak, sumber biografi, dan terbitan
pemerintah. Biasanya perpustakaan menyediakan satu pustakawan yang siap
membantu pemakai dalam menelusur informasi.[7]
7) Layanan penelusuran literatur
Layanan ini adalah kegiatan mencari
dan menelusur informasi atau menentukan kembali semua kepustakaan yang pernah
terbit atau pernah ada mengenai suatu bidang tertentu.
8) Layanan bimbingan pemakai
Yakni suatu kegiatan yang bermaksud
untuk memberikan panduan, penjelasan tentang penggunaan perpustakaan kepada
sekelompok pengguna baru di perpustakaan.
9) Membuat analisis kepustakaan
Kegiatan membuat
karangan/tulisan baru yang diperoleh
dengan cara mengkaji dan mensarikan kepustakaan yang ada tentang suatu bidang
tertentu untuk kepentingan pengguna.
10) Untuk perpustakaan umum, bisa
mengembangkan layanan seperti, layanan anak, story telling, dan layanan untuk
para penderita cacat.[8]
11) Layanan internet
Layanan penggunaan terminal internet
supaya user bisa menelusur informasi, baik menggunakan komputer yang disediakan
perpustakaan maupun laptop masing-masing
pengunjung.
12) Layanan pandang dengar
Yakni kegiatan meminjamkan koleksi
audio visual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan perlengkapan di dalam perpustakan.
13) Layanan fotokopi
Layanan ini berfungsi untuk pengguna
yang ingin menkopi bahan pustaka yang sudah mendapat izin dari petugas. Dalam
layanan ini ada petugas khusus yang melayani jasa fotokopi tersebut.
Note: kenapa
untuk layanan fotokopi dibatasi?. Dan dipungut biaya atas itu. Bukankah
perpustakaan adalah lembaga nonprofit? Karena hal ini adalah berhubungan dengan
hak cipta. Jika fotokopi tidak dibatasi maka user akan seenaknya saja, padahal
yang difotokopi merupakan karya intelektual seseorang yang mempunyai hak cipta.
Selain itu, semakin langka koleksi maka semakin mahal biaya fotokopinya juga.
Hasil dari fotocopi tersebut digunakan untuk perawatan peralatan (maintenance).
Dalam penetapan pengambilan biaya fotokopii ini adalah bukan sembarangan
ditetapkan. Karena ada PP yang mengatur tentang peraturan fotokopi di
perpustakan.
14) Layanan silang layan
Yakni dilakukan dengan bekerja sama
dengan perpustakaan lain untuk sama-sama memanfaatkan semua sumber informasi.
Karena pada dasarnya perpustakaan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan
penggunanya tanpa bekerja sama dengan yang lain untuk saling melengkapi
kebutuhan user yang bervariasi.
Note: kerjasama antar
perpustakaan untuk saling melayani. Tetapi berusaha cooperatif terlebih dahulu
dengan lembaga yang diajak kerjasama. Misalnya perpustakaan IAIN REFAH bekerja
sama dengan BI. Dengan adanya kerja sama tersebut maka akan bisa sama-sama
saling memanfaatkan koleksi yang berda di tempat masing-masing pihak yang
diajak kerjasama. Mahasiswa IAIN bisa meminjam buku di BI dengan persetujuan
atau surat pengantar dari kepala
perpustakaan IAIN. Dengan adanya MOU atau tanda kerja sama, maka keduanya akan
sma-sama aman.
15) Layanan pengiriman dokumen
Perpustakaan melayai permintaan
artikel atau jurnal atau buku yang tidak tersedia di perpustakaan ke unit-unit
informasi atau perpustakaan lain baik di dlam maupun di luar negeri.[9]
16) Layanan jasa kesiagaan
informasi artinya lebih menekankan pada kesiagaan IT. Tegnologi informasi dan
jaringan contohnya E-journal dan lainya. Sehingga bisa memberikan yang diminta
tau keinginan user dengan cepat dan
praktis. Semuanya itu kembali lagi kepada perpustakaan apakah mampu menerapkan
sistem layanan tersebut. Karena jika diputuskan untuk memberikan informasi teks
jurnal baik data atau full teks nya maka hal itu akan berhbungan dengan hak
cipta.
BAB
III
KESIMPULAN
Perpustakaan
adalah suatu wadah atau tempat di mana di dalamnya terdapat bahan yang disusun
menurut sistem tertentu untuk masyarakat membacanya guna meningkatkan mutu
kehidupannya. Sistem pelayanan perpustakaan dapat dibedakan ke dalam dua cara
yaitu sistem pelayanan terbuka dan sistem pelayanan tertutup. Pada sistem
pelayanan terbuka pengguna dapat masuk ke ruang penyimpanan koleksi, sehingga
dapat mencari dan menemukan sendiri bahan pustaka yang ditempatkan di dalam
rak. Sedangkan pada sistem pelayanan tertutup pengguna harus meminta bantuan
pustakawan untuk mencari bahan pustaka yang diperlukan. Sistem layanan
perpustakaan meliputi, sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan-kekurangan tertentu, sehingga
perpustakaan harus menyesuaikan untuk kebijakan sistem tersebut. Dalam model
pelayanan dikenal sebagai segitiga pelayanan, yang semuanya berorientasi pada
pelnggan dilihat dari strategi, sistem perpustakaan, dan sumber daya manusia.
Selain itu,
untuk meningkatkan mutu layanan perlu dilihat dari dua aspek, yakni dilihat
dari segi sarana dan prasarana termasuk gedung dan lokasi sehingga dapat
menarik user untuk masuk ke dalam perpustakaan dan dengan sarana dan prasrana
yang memadai makan pelayanan akan bisa memuaskan pelnggan. Kedua, adalah
dilihat dari segi sumber daya manusia yang mengelola perpustakaan. SDM akan
memberikan pelayanan yang prima jika mempunyai suatu skill pelayanan yang bisa
ditetapkan dari peraturan atau kebijakan yang ditentukan oleh masing-masing
perpustakaan. Selain itu skill dan pengalaman akan lebih excellent jika SDM
smemahami betapa pentingnya pelayanan sehingga semuanya berorientasi kepada
kepuasan pelanggan. Dalam menerapkan pelayanan prima maka lima unsur yang
diperhatika yakni, sistem, sumber daya manusia, fokus pada pelanggan,
pengambilan keputusan berdasarkan fakta dan data, kemudian penggunaan tegnologi
yang tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Herlina,
Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
Palembang; IAIN Rafah Press, 2006.
Sutarno, Manajemen Perpustakaan, Jakarta: Sagung Seto, 2006.
[1]
Herlina, Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
Palembang; IAIN Rafah Press, 2006, hal 113-116.
[2]http://www.google.co.id/search?q=manajemen+layanan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a.
[3]
Sutarno, Manajemen Perpustakaan,
Jakarta: Sagung Seto, 2006, hal 119-122.
[4]http://www.google.co.id/search?q=manajemen+layanan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a.
[5]http://www.pemustaka.com/membangun-perpustakaan-ideal-berorientasi-kepuasan-pengguna-berbasis-teknologi.html
[6]
Sutarno, Op.Cit., Hal 92-93.
[7]
Herlina, Op.Cit., Hal. 116-124.
[8]
Sutarno, Op.Cit., Hal-93-99.
[9]
Herlina, Op.Cit., Hal. 126-129.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo dikasih masukan ya...