A. Pengertian Kontribusi Pemasaran
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontribusi adalah Iuran atau sumbangan.[1]
pengertian pemasaran menurut beberapa ahli:
pengertian pemasaran menurut beberapa ahli:
1. William J Stanton
Pemasaran adalah keseluruhan intern yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk merencanakan,
menentukan ha
rga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan
memuaskan kebutuhan pemebeli baik yang ada maupun pembeli potensial.
2. Philip dan Duncan
Pemasaran meliputi semua langkah yang
digunakan ata diperlukan untuk mendapatkan barang-barang berwujud kepada
konsumen.
3. American Marketing Association
Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan
usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen dan
konsumen.[2]
Dari
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena
pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung
berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai
kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
B.
Konsep
Pemasaran
Perpustakaan
telah memberi konotasi tentang adanya aktivitas peminjaman dan
pengembalian materi perpustakaan. Kebanyakan, apa yang dipinjamkan dan
dikembalikan adalah berupa buku-buku, sedangkan materi perpustakaan yang lain
seperti majalah, surat bakar, bentuk mikro, hanya boleh dibaca di perpustakaan
saja. Perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang membantu
Orang-orang datang untuk memanfaatkan jasanya. Menurut pengertian ini,
perpustakaan tidak dimaksudkan sebagai lembaga yang ingin mencapai tujuan laba,
tetapi lebih mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
Pemasaran
sebagai fungsi bisnis, mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan yang belum
terpenuhi, menentukan siapa pelanggan atau pengguna dari suatu produk atau jasa
(yang disebut dengan pasar target) yang dapat dilayani dengan sebaik-baiknya
oleh organisasi, menetapkan produk, jasa atau layanan dan program program untuk
melayani pasar-pasar tersebut, dan mengundang setiap orang dalam organisasi
untuk berfikir dan melayani pelanggan.
Konsekuensi
dari perbedaan ini adalah bahwa ukuran keberhasilan perusahaan dan organisasi
nirlaba berbeda. Perusahan yang pada dasarnya berorientasi terhadap laba,
dianggap sukses jika berhasil meraup untung yang besar. Pada organisasi
nirlaba, meskipun berhasil memperoleh dana yang lebih besar dari donor, mungkin
saja gagal dalam memanfatkan sumber daya itu secara efektif dan efesien bagi
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, kemampuan
organisasi nirlaba dalam memperoleh sumberdaya tidak dapat dijadikan ukuran
keberhasilan organisasi.
Pokok dari
penetapan dan identifikasi kelompok-kelompok sasaran (pasar target) yang akan
dilayani, bukanlah pada pengenalan siapakah mereka saja, tetapi yang utama
adalah apa yang mereka butuhkan, inginkan dan harapkan. Apa yang dibutuhkan
oleh mereka diharapkan dapat terwujud dengan ciri-ciri atau karakteritistik,
dari apa yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi, terwujud pada
ciri-ciri produk atau jasa yang dilayaninya.
Bila
hal tersebut dikaitkan dengan
aktifitas pada layanan
perpustakaan pada lembaga Perguruan TInggi, misalnya, maka target
pasarnya sudah jelas. yaitu pengguna utama jasa layanan perpustakaan yang
terdiri dari dosen maupun mahasiswa. Adapun manfaat yang sangat mendasar yang
dibuthkan dan diharapkan oleh pasar target adalah ketersediaan informasi yang
membantu usaha memperkaya pengetahuan dan teknologi. berkembang pulalah
kebutuhan terhadap sarana pendukungnya. Demikian pula terjadi perubahan
tuntutan dan kebutuhan akan jasa layanan perpustakaan.
Aktifitas
merancang konsep produk bukanlah merupakan tanggung jawab satu bagian tertentu
dalam organisasi saja, tetapi perlu adanya keterlibatan dan kerjasama secara
terpadu dan terkoordinir dari semua orang dalam organisasi. Pada tingkat
pertama, produk informasi dapat didefinisikan sebagai techno-physical objects
dirancang orang untuk menyatakan, menyimpan, menyampaikan dan / atau transfer
komunikasi atau bentuk simbul informasi dari suatu sumber tertentu kepada satu
atau lebih sasaran target. Diantara techno-physical objects dan file, peta dan
gambar, rekaman suara dan gambar, lukisan dan artefak musium), juga produk
elektronik terbaru (seperti produk pangkalan data dan perangkat lunak komputer,
produk bebasis telekomunikasi),
Pada tingkat
kedua, produk informasi termasuk di dalamnya semua yang mempunyai ciri tertentu
berupa real-time events dirancang untuk menyatakan penyampaian dan transfer
komunikasi atau simbul-simbul informasi. Contoh produk informasi semacam ini
(juga menunjukkan layanan informasi) termasuk didalamnya siaran berita berbagai
frekuensi, antar muka pemakai dengan sistem terpasang, presentasi dengan nara
sumber pada loka karya.[3]
Sebagai
komoditi pada dasarnya jasa memiliki perbedaan-pcrbedaan tertentu dibandingkan
dengan produk berwujud secara fisik Jasa memiliki karakteristik khusus yang
sangat mempengaruhi rancangan program pemasarannya. Karakter jasa diantaranya
ialah:
1. Tidak terwujud
Jasa tidak
berwujud (intangible), tidak sepelti produk fisik,jasa tidak dapat dilihat,
dirasakan dan dipegang sebelum dibeli. Untuk memperkecil tingkat ketjdak
pastianan (uncertainty), pembeli akan mencari tanda-tanda atau bukti-bukti dari
kualitas jasa sebelum membelinya.
2. Tak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa diprodusir
dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Tidak seperti pada barang fisik yang
dibuat di pabrik, disimpan dan kemudian dijual, akhirnya dikomsumsi. Jasa yang
disumbangkan atau dilakukan oleh seseorang, membuat orang tersebut menjadi
bagian dari jasa pelayanan tersebut.
3. Bervariasi (variability)
Jasa sangat
variabel sifatnya, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa disajikan. Para
pembeli jasa menyadari akan variabilitas yang tinggi dari jasa dan mereka akan
sering berbicara dengan orang lain sebelum memilih seorang penyaji jasa.[4]
C. KEGIATAN UTAMA DALAM
PEMASARAN
Kegiatan
utama atau juga disebut sebagai marketing mix adalah suatu perangkat perusahaan
yang terdiri dari empat variabel yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi
dan saluran distribusi.
1. Produk merupakan hasil dari proses
produksi perusahaan yang nantinya akan dijual perusahaan atau barang yang
dibeli untuk dijual kembali kepada konsumen akhir.
Berbicara mengenai
pemasaran jasa informasi di sebuah perpustakaan, sudah barang tentu produknya
adalah koleksi serta jasa layanan yang dimiliki perpustakaan yang bersangkutan.
Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila diaplikasikan di
perpustakaan adalah
a. Kualitas barang atau jasa harus baik.
Keberadaan koleksi yang lengkap, dan aktual mempunyai relevansi tinggi.
b. Cara menggunakan dan memanfaatkan
koleksi tidka rumit. Pemanfaatan alat-alat bibliografis, seperti katalog.
c. Barang atau jasa harus mudah dikenal
(mudah dilihat) serta mudah dicerna oleh pengetahuan. Kaitannya dengan dunia
perpustakaan dan pemasaran jasa informasi adalah prosedur peminjaman, pelayanan
serta penelusuran yang cepat, tepat dan akurat.
d. Resiko atau kerugian ditekan sekecil
mungkin.
e. Berkaitan dengan sesuatu yang telah
diakrabi oleh konsumen. Menciptakan suatu iklim suasana lingkungan perpustakaan
(ruangan) yang mendukung kebetahan, kesenangan serta kenyamanan pengunjung.
2. Harga (Price) merupakan sejumlah uang
yang harus dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh produk hasil perusahaan.
Namun dalam perpustakaan yang dimaksud harga disini bukan uang, melainkan
keaktualan koleksi atau informasi, relevansi informasi yang dibutuhkan pengguna
dengan yang ditawarkan ataupun nilai guna informasi tersebut.
3. Tempat (Place) merupakan perencanaan
dan pelaksanaan program penyaluran jasa atau
produk melalui lokasi layanan yang tepat, pada waktu yang tepat dengan jumlah
yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada kegiatan pemasaran jasa informasi perlu
diperhatikan lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh semua pihak dalam segala
kesempatan, lokasi pemasaran yang berada dipusat lalu lintas dan berbagai
penjuru.
4. Prosmosi (Promotion) merupakan suatu
bentuk komunikasi penyampaian pesan-pesan atau informasi yang meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
a. To Inform: memberitahu seuatu yang tidak
tahu sebelumnya dalam hal menginformasikan mengenai perpustakaan, apa yang
dimilikinya, apa yang dapat diberikan pepustakaan kepada pengguna. Memberitahu
kepada pengguna informasi yang tepat untuk disuguhkan kepada masyarakat.
b. To influence: mempengaruhi pengguna agar
mereka tidak enggan berkunjung ke perpustakaan, tidak enggan menggunakan jasa
layanan informasi , merubah image pengguna tentang jasa informasi atau
perpustakaan. Dalam kegiatan mempengaruhi ini, perlu usaha dan dalam perpustakaan
atau jasa informasi untuk membuat mereka merasa membutuhkan perpustakaan atau
jasa informasi.
c. To Persuade: membujuk atau merayu
pengguna atau masyarakat untuk melakukan kegiatan di perpustakaan baik itu
kegiatan membaca ataupun kegiatan seminar dan lain sebagainya bertempat di
perpustakaan.[5]
D. Tujuan Pemasaran
Tujuan
pemasaran informasi dan perpustakaan jasa informasi yang semakin hari semakin
berkembang sejalan perkembangan zaman sudah sepantasnya secara efektif dapat
mencapai target. Sasaran yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
pengguna. Pemasaran perpustakaan dimaksudkan untuk membuat orang tahu ada
lembaga perpustakaan, membuat orang tahu bagaimana perpustakaan melakukan semua
itu dan membantu orang tahu nilai tambah yang akan mereka peroleh dengan
memanfaatkan fasilitas layanan yang ditawarkan perpustakaan.[6]
E. Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran dimulai dengan
perencanaan produk agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para konsumen
atau pengguna antara perencanaan produk dan kepuasan konsumen melibatkan
sejumlah aktivitas dalam proses pemasaran. Mengenai kebutuhan dan pemenuhannya
bagi pemasra dapaat melayanni pasarnya secara efektitif dapat dari segmentasi
yang berbeda-beda. Hal ini dimaksudkan untuk keberhasilan dlaam memasarkan
produk dan jasa. Selain segmentasi geografi dan demografis, karena meskipun
sama, tetapi secara psikografi mereka dapat. Dalam segmentasi psikografis,
pasar dipilah-pilah menjadi segmen berdasar cara hidup konsumen seperti
tercermin dalam nilai, sikap dan minat
pribadi mereka. Segmenatasi psikografi membagi konsumen berdasarkan gaya
hidup (life style), kelas sosial dan kepribadiannya. Dalam perkembangan produk
dan jasa baru karena pesan-pesan maupun isi dapat disampaikan dengan efektif.
Selain itu dapat mementukan desain pemasaran yang tepat, serta menentukan
volume yang tetap sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran terkait dengan
dunia informasi dan perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu proses
penganalisisan, perencanaan, penerapan dan pengawasan program agar terjadi
pertukaran nilai dengan pasar yang ditargetkan demi tujuan perpustakaan.
Pemasaran adalah pelayanan mengenalkan
seluruh aktivitas yang ada di perpustakaan agar diketahui oleh masyarakat
khalayak umum. Pemasaran perpustakaan pada dasarnya merupakan forum pertukaran
informasi antara organisasi perpustakaan dan konsumen dengan tujuan utama
memberikan informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh perpustakaan
sekaligus membujuk konsumen untuk berekreasi terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan. Hasil dari proses pemasaran ini adalah tumbuhnya kesadaran sampai
tindakan untuk memanfaatkannya. Satu hal yang penting juga adalah bahwa mind
set semua kegiatan marketing informasi dan perpustakaan adalah user oriented.
Semuanya difokuskan kepada kebutuhan, keinginan dan kepuasan pengguna.[7]
F. Kontribusi Pemasaran Bagi Perpustakaan
Sebagai suatu perpustakaan yang di
dalamnya termasuk kegiatan pelayananjasa informasi, pemasaran mempunyai
kontribusi yang cukup bagus terhadap perpustakaan yang bersangkutan. Adapun
kontribusi pemasaran terse but an tara lain:
1.
Dapat
memberikan masukan dalam pengambilan keputusan, jenis serta bentuk pelayanan
yang akan diterapkan atau yang akan dijalankan di lembaga atau organisasi
tersebut.
2.
Menjadi
masukan dalam kegiatan pengadaan dan penyajian menu dokumentasi serta informasi
yang market oriented. Dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan.
3.
Terciptanya
saluran komunikasi yang baik sehingga dapat menentukan model yang paling tepat
untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi.[8]
DAFTAR
PUSTAKA
Al Putra, Doreska.
2012. Pemasaran Jasa Informasi. Diakses pada 04/05/2013/ dari http://doreska.blogspot.com/2012/12/tugas-mata-kuliah-pemasaran-jasa.html#more
Daryanto,
2011. Manajemen Pemasaran. Bandung:Satu Nusa
McKenna, Regis. 1990. Sentuhan
Regis:Kiat Pemasaran Untuk situasi tak pasti. Jakarta:Gramedia.
Panglaykim,
J. 1983. Pemasaran (Marketing) dan Bisnis. Yogyakarta:Andi Offset
Winardi.
1991. Marketing dan Perilaku Konsumen. Bandung:Mandar Maju.
[2] Daryanto, 2011. Manajemen
Pemasaran. Bandung:Satu Nusa. Hal. 75
[3]Al Putra, Doreska. 2012. Pemasaran
Jasa Informasi. Diakses pada 04/05/2013/ dari http://doreska.blogspot.com/2012/12/tugas-mata-kuliah-pemasaran-jasa.html#more
[4] Panglaykim, J. 1983. Pemasaran
(Marketing) dan Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 79
[5]Daryanto. Op. Cit.
Hal 81
[6] McKenna, Regis. 1990. Sentuhan
Regis:Kiat Pemasaran Untuk situasi tak pasti. Jakarta:Gramedia. Hal. 122
[7] Winardi. 1991. Marketing
dan Perilaku Konsumen. Bandung:Mandar Maju. Hal. 19
[8] Al
Putra, Doreska. 2012. Pemasaran Jasa Informasi. Diakses pada 04/05/2013/
dari http://doreska.blogspot.com/2012/12/tugas-mata-kuliah-pemasaran-jasa.html#more
kalau antara pemasaran dan promosi itu beda apa tidak ya mas? trims atas jawabannya..
BalasHapusgoo.gl/PzepdB
Rhanks informasinya..
BalasHapus