Minggu, 20 Oktober 2013

KONTRIBUSI PEMASARAN DALAM PERPUSTAKAAN

A.    Pengertian Kontribusi Pemasaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontribusi adalah Iuran atau sumbangan.[1]
pengertian pemasaran menurut beberapa ahli:
1.      William J Stanton
Pemasaran adalah keseluruhan intern yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan ha
rga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pemebeli baik yang ada maupun pembeli potensial.
2.      Philip dan Duncan
Pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan ata diperlukan untuk mendapatkan barang-barang berwujud kepada konsumen.
3.      American Marketing Association
Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen dan konsumen.[2]
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

B.     Konsep Pemasaran
Perpustakaan  telah memberi konotasi tentang adanya aktivitas peminjaman dan pengembalian materi perpustakaan. Kebanyakan, apa yang dipinjamkan dan dikembalikan adalah berupa buku-buku, sedangkan materi perpustakaan yang lain seperti majalah, surat bakar, bentuk mikro, hanya boleh dibaca di perpustakaan saja. Perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang membantu Orang-orang datang untuk memanfaatkan jasanya. Menurut pengertian ini, perpustakaan tidak dimaksudkan sebagai lembaga yang ingin mencapai tujuan laba, tetapi lebih mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
Pemasaran sebagai fungsi bisnis, mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan yang belum terpenuhi, menentukan siapa pelanggan atau pengguna dari suatu produk atau jasa (yang disebut dengan pasar target) yang dapat dilayani dengan sebaik-baiknya oleh organisasi, menetapkan produk, jasa atau layanan dan program program untuk melayani pasar-pasar tersebut, dan mengundang setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan melayani pelanggan.
Konsekuensi dari perbedaan ini adalah bahwa ukuran keberhasilan perusahaan dan organisasi nirlaba berbeda. Perusahan yang pada dasarnya berorientasi terhadap laba, dianggap sukses jika berhasil meraup untung yang besar. Pada organisasi nirlaba, meskipun berhasil memperoleh dana yang lebih besar dari donor, mungkin saja gagal dalam memanfatkan sumber daya itu secara efektif dan efesien bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, kemampuan organisasi nirlaba dalam memperoleh sumberdaya tidak dapat dijadikan ukuran keberhasilan organisasi.
Pokok dari penetapan dan identifikasi kelompok-kelompok sasaran (pasar target) yang akan dilayani, bukanlah pada pengenalan siapakah mereka saja, tetapi yang utama adalah apa yang mereka butuhkan, inginkan dan harapkan. Apa yang dibutuhkan oleh mereka diharapkan dapat terwujud dengan ciri-ciri atau karakteritistik, dari apa yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi, terwujud pada ciri-ciri produk atau jasa yang dilayaninya.
Bila   hal   tersebut   dikaitkan   dengan   aktifitas   pada   layanan  perpustakaan   pada lembaga Perguruan TInggi, misalnya, maka target pasarnya sudah jelas. yaitu pengguna utama jasa layanan perpustakaan yang terdiri dari dosen maupun mahasiswa. Adapun manfaat yang sangat mendasar yang dibuthkan dan diharapkan oleh pasar target adalah ketersediaan informasi yang membantu usaha memperkaya pengetahuan dan teknologi. berkembang pulalah kebutuhan terhadap sarana pendukungnya. Demikian pula terjadi perubahan tuntutan dan kebutuhan akan jasa layanan perpustakaan.
Aktifitas merancang konsep produk bukanlah merupakan tanggung jawab satu bagian tertentu dalam organisasi saja, tetapi perlu adanya keterlibatan dan kerjasama secara terpadu dan terkoordinir dari semua orang dalam organisasi. Pada tingkat pertama, produk informasi dapat didefinisikan sebagai techno-physical objects dirancang orang untuk menyatakan, menyimpan, menyampaikan dan / atau transfer komunikasi atau bentuk simbul informasi dari suatu sumber tertentu kepada satu atau lebih sasaran target. Diantara techno-physical objects dan file, peta dan gambar, rekaman suara dan gambar, lukisan dan artefak musium), juga produk elektronik terbaru (seperti produk pangkalan data dan perangkat lunak komputer, produk bebasis telekomunikasi),
Pada tingkat kedua, produk informasi termasuk di dalamnya semua yang mempunyai ciri tertentu berupa real-time events dirancang untuk menyatakan penyampaian dan transfer komunikasi atau simbul-simbul informasi. Contoh produk informasi semacam ini (juga menunjukkan layanan informasi) termasuk didalamnya siaran berita berbagai frekuensi, antar muka pemakai dengan sistem terpasang, presentasi dengan nara sumber pada loka karya.[3]
Sebagai komoditi pada dasarnya jasa memiliki perbedaan-pcrbedaan tertentu dibandingkan dengan produk berwujud secara fisik Jasa memiliki karakteristik khusus yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasarannya. Karakter jasa diantaranya ialah:
1.      Tidak terwujud
Jasa tidak berwujud (intangible), tidak sepelti produk fisik,jasa tidak dapat dilihat, dirasakan dan dipegang sebelum dibeli. Untuk memperkecil tingkat ketjdak pastianan (uncertainty), pembeli akan mencari tanda-tanda atau bukti-bukti dari kualitas jasa sebelum membelinya.
2.      Tak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa diprodusir dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Tidak seperti pada barang fisik yang dibuat di pabrik, disimpan dan kemudian dijual, akhirnya dikomsumsi. Jasa yang disumbangkan atau dilakukan oleh seseorang, membuat orang tersebut menjadi bagian dari jasa pelayanan tersebut.
3.      Bervariasi (variability)
Jasa sangat variabel sifatnya, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa disajikan. Para pembeli jasa menyadari akan variabilitas yang tinggi dari jasa dan mereka akan sering berbicara dengan orang lain sebelum memilih seorang penyaji jasa.[4]

C.    KEGIATAN UTAMA DALAM PEMASARAN
Kegiatan utama atau juga disebut sebagai marketing mix adalah suatu perangkat perusahaan yang terdiri dari empat variabel yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran distribusi.
1.      Produk merupakan hasil dari proses produksi perusahaan yang nantinya akan dijual perusahaan atau barang yang dibeli untuk dijual kembali kepada konsumen akhir.
Berbicara mengenai pemasaran jasa informasi di sebuah perpustakaan, sudah barang tentu produknya adalah koleksi serta jasa layanan yang dimiliki perpustakaan yang bersangkutan. Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila diaplikasikan di perpustakaan adalah
a.       Kualitas barang atau jasa harus baik. Keberadaan koleksi yang lengkap, dan aktual mempunyai relevansi tinggi.
b.      Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi tidka rumit. Pemanfaatan alat-alat bibliografis, seperti katalog.
c.       Barang atau jasa harus mudah dikenal (mudah dilihat) serta mudah dicerna oleh pengetahuan. Kaitannya dengan dunia perpustakaan dan pemasaran jasa informasi adalah prosedur peminjaman, pelayanan serta penelusuran yang cepat, tepat dan akurat.
d.      Resiko atau kerugian ditekan sekecil mungkin.
e.       Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi oleh konsumen. Menciptakan suatu iklim suasana lingkungan perpustakaan (ruangan) yang mendukung kebetahan, kesenangan serta kenyamanan pengunjung.
2.      Harga (Price) merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh produk hasil perusahaan. Namun dalam perpustakaan yang dimaksud harga disini bukan uang, melainkan keaktualan koleksi atau informasi, relevansi informasi yang dibutuhkan pengguna dengan yang ditawarkan ataupun nilai guna informasi tersebut.

3.      Tempat (Place) merupakan perencanaan dan  pelaksanaan program penyaluran jasa atau produk melalui lokasi layanan yang tepat, pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada  kegiatan pemasaran jasa informasi perlu diperhatikan lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh semua pihak dalam segala kesempatan, lokasi pemasaran yang berada dipusat lalu lintas dan berbagai penjuru.
4.      Prosmosi (Promotion) merupakan suatu bentuk komunikasi penyampaian pesan-pesan atau informasi yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a.       To Inform: memberitahu seuatu yang tidak tahu sebelumnya dalam hal menginformasikan mengenai perpustakaan, apa yang dimilikinya, apa yang dapat diberikan pepustakaan kepada pengguna. Memberitahu kepada pengguna informasi yang tepat untuk disuguhkan kepada masyarakat.
b.      To influence: mempengaruhi pengguna agar mereka tidak enggan berkunjung ke perpustakaan, tidak enggan menggunakan jasa layanan informasi , merubah image pengguna tentang jasa informasi atau perpustakaan. Dalam kegiatan mempengaruhi ini, perlu usaha dan dalam perpustakaan atau jasa informasi untuk membuat mereka merasa membutuhkan perpustakaan atau jasa informasi.
c.       To Persuade: membujuk atau merayu pengguna atau masyarakat untuk melakukan kegiatan di perpustakaan baik itu kegiatan membaca ataupun kegiatan seminar dan lain sebagainya bertempat di perpustakaan.[5]

D.    Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran informasi dan perpustakaan jasa informasi yang semakin hari semakin berkembang sejalan perkembangan zaman sudah sepantasnya secara efektif dapat mencapai target. Sasaran yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Pemasaran perpustakaan dimaksudkan untuk membuat orang tahu ada lembaga perpustakaan, membuat orang tahu bagaimana perpustakaan melakukan semua itu dan membantu orang tahu nilai tambah yang akan mereka peroleh dengan memanfaatkan fasilitas layanan yang ditawarkan perpustakaan.[6]

E.     Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran dimulai dengan perencanaan produk agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para konsumen atau pengguna antara perencanaan produk dan kepuasan konsumen melibatkan sejumlah aktivitas dalam proses pemasaran. Mengenai kebutuhan dan pemenuhannya bagi pemasra dapaat melayanni pasarnya secara efektitif dapat dari segmentasi yang berbeda-beda. Hal ini dimaksudkan untuk keberhasilan dlaam memasarkan produk dan jasa. Selain segmentasi geografi dan demografis, karena meskipun sama, tetapi secara psikografi mereka dapat. Dalam segmentasi psikografis, pasar dipilah-pilah menjadi segmen berdasar cara hidup konsumen seperti tercermin dalam nilai, sikap dan minat  pribadi mereka. Segmenatasi psikografi membagi konsumen berdasarkan gaya hidup (life style), kelas sosial dan kepribadiannya. Dalam perkembangan produk dan jasa baru karena pesan-pesan maupun isi dapat disampaikan dengan efektif. Selain itu dapat mementukan desain pemasaran yang tepat, serta menentukan volume yang tetap sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran terkait dengan dunia informasi dan perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu proses penganalisisan, perencanaan, penerapan dan pengawasan program agar terjadi pertukaran nilai dengan pasar yang ditargetkan demi tujuan perpustakaan.
Pemasaran adalah pelayanan mengenalkan seluruh aktivitas yang ada di perpustakaan agar diketahui oleh masyarakat khalayak umum. Pemasaran perpustakaan pada dasarnya merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi perpustakaan dan konsumen dengan tujuan utama memberikan informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh perpustakaan sekaligus membujuk konsumen untuk berekreasi terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Hasil dari proses pemasaran ini adalah tumbuhnya kesadaran sampai tindakan untuk memanfaatkannya. Satu hal yang penting juga adalah bahwa mind set semua kegiatan marketing informasi dan perpustakaan adalah user oriented. Semuanya difokuskan kepada kebutuhan, keinginan dan kepuasan pengguna.[7]

F.     Kontribusi Pemasaran Bagi Perpustakaan
Sebagai suatu perpustakaan yang di dalamnya termasuk kegiatan pelayananjasa informasi, pemasaran mempunyai kontribusi yang cukup bagus terhadap perpustakaan yang bersangkutan. Adapun kontribusi pemasaran terse but an tara lain:
1.      Dapat memberikan masukan dalam pengambilan keputusan, jenis serta bentuk pelayanan yang akan diterapkan atau yang akan dijalankan di lembaga atau organisasi tersebut.
2.      Menjadi masukan dalam kegiatan pengadaan dan penyajian menu dokumentasi serta informasi yang market oriented. Dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan.
3.      Terciptanya saluran komunikasi yang baik sehingga dapat menentukan model yang paling tepat untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi.[8]























DAFTAR PUSTAKA

Al Putra, Doreska. 2012. Pemasaran Jasa Informasi. Diakses pada 04/05/2013/ dari http://doreska.blogspot.com/2012/12/tugas-mata-kuliah-pemasaran-jasa.html#more
Daryanto, 2011. Manajemen Pemasaran. Bandung:Satu Nusa
McKenna, Regis. 1990. Sentuhan Regis:Kiat Pemasaran Untuk situasi tak pasti. Jakarta:Gramedia.
Panglaykim, J. 1983. Pemasaran (Marketing) dan Bisnis. Yogyakarta:Andi Offset
Winardi. 1991. Marketing dan Perilaku Konsumen. Bandung:Mandar Maju.




[2] Daryanto, 2011. Manajemen Pemasaran. Bandung:Satu Nusa. Hal. 75
[3]Al Putra, Doreska. 2012. Pemasaran Jasa Informasi. Diakses pada 04/05/2013/ dari http://doreska.blogspot.com/2012/12/tugas-mata-kuliah-pemasaran-jasa.html#more
[4] Panglaykim, J. 1983. Pemasaran (Marketing) dan Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 79
[5]Daryanto. Op. Cit. Hal 81
[6] McKenna, Regis. 1990. Sentuhan Regis:Kiat Pemasaran Untuk situasi tak pasti. Jakarta:Gramedia. Hal. 122
[7] Winardi. 1991. Marketing dan Perilaku Konsumen. Bandung:Mandar Maju. Hal. 19
[8] Al Putra, Doreska. 2012. Pemasaran Jasa Informasi. Diakses pada 04/05/2013/ dari http://doreska.blogspot.com/2012/12/tugas-mata-kuliah-pemasaran-jasa.html#more

2 komentar:

  1. kalau antara pemasaran dan promosi itu beda apa tidak ya mas? trims atas jawabannya..
    goo.gl/PzepdB

    BalasHapus

Monggo dikasih masukan ya...